Dalam
merencanakan suatu bangunan, kita harus mempunyai konsep gedung yang
akan dibangun, karena juga menentukan pemilihan penggunaan sistem
konstruksi apa yang paling tepat digunakan dalam bangunan tersebut,
mulai dari sistem pemilihan pondasi, sistem strukturnya, sistem
pemilihan material finishingnya, sampai dengan pemilihan sistem MEP nya,
tentu saja ujung-ujungnya tetap optimalisasi duit…. penghematan
seminimal mungkin dengan hasil yang semaksimal mungkin, namun bila unsur
‘prestige’ yang berperan maka penghematan duit sedikit diabaikan.
Nanti secara bertahap saya akan coba menjelaskan satu persatu sistem
tersebut, namun secara prinsip pekerjaan bangunan gedung dapat dibagi
sbb:
A. STRUKTUR
B. FINISHING
C. SISTEM M & E, terdiri dari :
1. MEKANIKAL
o AIR CONDITIONING
§
CENTRAL ALL AIR SYSTEM
§
CENTRAL AIR WATER SYSTEM
§
CENTRAL ALL WATER SYSTEM
§
DIRECT REFRIGRANT / DX
o FIRE FIGHTING
§
HYDRANT
§
SPRINKLER
§
GAS
§
FIRE EXTINGUISER
o PLUMBING
§ AIR BERSIH
§ AIR KOTOR / BUANGAN
§ VENTING
o TRANSPORTASI GEDUNG
§ ELEVATOR
§ ESCALATOR / TRAVELATOR
2. ELEKTRIKAL & ELEKTRONIK
o ELEKTRIKAL
§ LISTRIK
§ GENSET
o ELEKTRONIK
§ FIRE ALARM
§ MATV
§ CCTV
§ CAR CALL
URAIAN
AIR CONDITIONING DIRECT REFRIGERANT ( DX SYSTEM ) adalah suatu sistem AC
dimana proses pendinginan udara didalam suatu ruang tertutup yang
diproses oleh Evaporator ( Indoor Unit & FCU ) langsung pada ruang
tersebut.
Sistem ini sering digunakan untuk ruangan dengan luas terbatas. AC yang
menggunakan sistem ini adalah : AC Window, Split, Split Duct, VRV.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1. Outdoor Unit
Adalah unit mesin refrigerasi yang terdiri dari Compressor, Condensor, Katup ekspansi dan Blower untuk pendinginan condensor.
Penempatan outdoor unit diluar dari ruangan yang didinginkan dengan ketentuan udara harus dapat bersirkulasi dengan baik.
2. Indoor Unit & FCU
Adalah peralatan penukar kalor yang dilengkapi dengan blower yang
berfungsi untuk menarik udara panas dari ruang untuk dilewatkan pada
coil evaporator sehingga menjadi dingin dan selanjutnya dihembuskan ke
dalam ruang.
DIAGRAM SYSTEM
URAIAN SYSTEM
AC CENTRAL ALL WATER SYSTEM adalah suatu sistem AC dimana proses
pendinginan udara didalam suatu ruang tertutup diproses oleh FCU ( Fan
Coil Unit ) yang ditempatkan pada ruang yang didinginkan.
Air dingin yang dihasilkan oleh chiller didistribusikan ke FCU dengan
menggunakan pipa yang diisolasi, selanjutnya udara didalam ruangan
dihembuskan melewati FCU sehingga menjadi dingin dan selanjutnya udara
dingin didistribusikan keruangan.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1. CHILLER.
Adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi
evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan
ke mesin penukar kalor ( FCU / Fan Coil Unit ).
Jenis chiller didasarkan pada jenis compressornya :
a. Reciprocating
b. Screw
c. Centrifugal
Jenis chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan condensornya :
a. Air Cooler
b. Water Cooler
2. AHU.
Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan
dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara
dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.
3. COOLING TOWER ( khusus untuk chiller jenis Water Cooler ).
Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai
pendinginan condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada
filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan
blower yang suhunya lebih rendah.
3. POMPA SIRKULASI.
Ada
dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
1. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ), berfungsi
mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke coil pendingin AHU / FCU.
2. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ). Pompa
ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk
mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower
dan seterusnya.
DIAGRAM SYSTEM.
URAIAN SYSTEM.
AIR – WATER SYSTEM adalah suatu sistem AC dimana proses pendinginan
udara didalam suatu ruang tertutup diproses oleh AHU ( Air Handling Unit
) yang ditempatkan pada ruang lain yang terpisah dan FCU sekaligus
didalam ruangan yang akan didinginkan. Jadi merupakan penggabungan
pemakaian FCU & AHU.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI.
1. CHILLER.
Adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi
evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan
ke mesin penukar kalor ( AHU, FCU / Fan Coil Unit).
Jenis chiller didasarkan pada jenis compressornya:
a. Reciprocating
b. Screw
c. Centrifugal
Jenis chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan condensornya :
a. Air Cooler
b. Water Cooler
2. AHU dan FCU.
Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan
dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara
dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.
3. COOLING TOWER ( khusus untuk chiller jenis Water Cooler ).
Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai
pendinginan condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada
filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan
blower yang suhunya lebih rendah.
3. POMPA SIRKULASI.
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
1. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ). berfungsi
mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke coil pendingin AHU / FCU.
2. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump). Pompa
ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk
mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke Tower dan
seterusnya.
DIAGRAM SYSTEM
URAIAN SISTEM
AC CENTRAL ALL AIR SYSTEM adalah suatu sistem AC dimana proses
pendinginan udara didalam suatu ruang tertutup diproses oleh AHU ( Air
Handling Unit ) yang ditempatkan pada ruang lain yang terpisah.
Udara dingin dari AHU melewati ducting supply & diffuser
didistribusikan kedalam ruangan yang akan didinginkan dan udara panas
dari ruangan tersebut dikembalikan lagi ke AHU untuk didinginkan
melewati grille & ducting return, demikian seterusnya sehingga
tercipta suatu siklus tertutup.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1. Chiller
Adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi
evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan
ke mesin penukar kalor ( AHU, FCU / Fan Coil Unit ).
Jenis chiller didasarkan pada jenis compressornya :
a. Reciprocating
b. Screw
c. Centrifugal
Jenis chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan condensornya :
a. Air Cooler
b. Water Cooler
2. AHU.
Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan
dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara
dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.
3. Cooling Tower ( khusus untuk chiller jenis Water Cooler)
Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai
pendinginan condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada
filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan
blower yang suhunya lebih rendah.
4. Pompa sirkulasi
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ) berfungsi
mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU.
b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).
Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk
mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower
dan seterusnya.
DIAGRAM SYSTEM
URAIAN SYSTEM
Fire Extinguisher atau Alat Pemadam Api Ringan (APAR) merupakan alat
pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara manual dan langsung
diarahkan pada posisi dimana api berada.
APAR disediakan pada tempat-tempat strategis yang disesuaikan dengan peraturan Dinas Pemadam Kebakaran :
- Untuk setiap 200 m2 ruang terbuka disediakan 1 unit APAR type A dengan jarak antara setiap unit maksimum 20 meter.
- Untuk ruang yang dilengkapi dengan pembagi / pembatas ruang, disediakan 1 unit APAR type A tanpa memperhatikan luas ruang.
- Untuk daerah/ruang mekanikal-elektrikal berskala kecil disediakan 1 unit APAR type A dan 1 unit APAR type B.
- Untuk daerah/ruang mekanikal-elektrikal berskala besar disediakan 1 unit APAR type A, 1 unit APAR type C dan 1 unit APAR type D.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
APAR Type A : Multipurpuse Dry Chemical Powder 3,5 kg
APAR Type B : Gas CO2 6,8 kg
APAR Type C : Gas CO2 10 kg
APAR Type D : Multipurpuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan trolley).
URAIAN SYSTEM
1.
Wet Riser System : Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap
2.
Dry Riser System : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak
berisikan air bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air
secara otomatis jika instalasi fire alarm memerintahkannya.
- Pada umumnya gedung bertingkat menggunakan sistim Wet Riser.
- Pada sistem dilengkapi Fire Brigade Connection yang diletakkan diluar bangunan.
PERALATAN UTAMA DAN FUNGSI
1. Pompa kebakaran terdiri dari Electric Pump, Diesel Pump & Jockey Pump.
- Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa.
- Jika tekanan terus menurun (misal glass bulb pada kepala sprinkler
pecah) maka pompa kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa jockey
berhenti.
- Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik, kemudian pompa cadangan Diesel secara otomatis akan bekerja.
- Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi
dengan nada yang berbeda dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi
tahukan kepada operator akan adanya gangguan.
- Sistim bekerja pompa Fire Hydrant adalah “Start otomatis” dan “Mati secara Manual”.
- Pada saat pompa kebakaran utama bekerja, wet alarm valve akan
terbuka dan segera membunyikan alarm gong. Aliran didalam pipa cabang
akan memberi indikasi pada flow switch yang terpasang pada setiap cabang
& dikirim ke panel fire alarm untuk membunyikan alarm pada lantai
bersangkutan.
2. Pressure Switch : Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan.
3. Manometer : Alat untuk membaca tekanan
4. Time delay relay : Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang sudah ditentukan.
5. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih
6. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan
7. Kepala Sprinkler (Head Sprinkler) : Alat pemancar air
yang bekerja setelah pecahnya bulb akibat panas yang ditimbulkan oleh
kebakaran. Ukuran kepala sprinker 15 mm, kepadatan pancaran 5 mm/mnt,
area kerja maks. 144 m2, laju aliran 725 lt/mnt dan setiap katup kendali
jumlah maks. adalah 1.000 buah kepala sprinkler.
DIAGRAM SYSTEM
URAIAN SYSTEM
Sistem Fire Gas hanya digunakan untuk ruang-ruang tertentu seperti :
Ruang Genset, Ruang Panel, Ruang-ruang elektronik (central computer, IT,
communication dll).
Sistem Fire Gas terpusat, dimana tabung-tabung gas (Foam, Halon,
FM 1000, CO2 dll) ditempatkan secara terpusat dan pendistribusian
kedalam ruangan dilewatkan melalui motorized valve/actuator, instalasi
pemipaan dan nozzle-nozzle.
Cara kerja berdasarkan perintah dari instalasi fire alarm yang
mendeteksi adanya kebakaran didalam ruang yang dikondisikan yang
selanjutnya membuka motorized valve/actuator, sehingga gas bertekanan
dalam tabung keluar kedalam ruangan.
Sistem fire gas individual, dimana pada tabung-tabung gas
dipasang head sprinkler yang akan pecah apabila terkena panas atau
berdasarkan perintah instalasi fire alarm dengan cara memecahkan bulb
dengan actuator.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1. Flow Switch : Alat kontak yang bekerja akibat adanya aliran.
2. Manometer : Alat untuk membaca tekanan
3. Time delay relay : Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang sudah ditentukan.
4. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih
5. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan
6. Nozzle : Alat penyemprot/pengabut gas
7. Motorized valve/actuator : Alat pembuka/penutup gas
8. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih
9. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan
DIAGRAM SYSTEM
URAIAN SYSTEM
1.
Wet Riser System : Seluruh instalasi pipa hydrant berisikan air bertekanan dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
2.
Dry Riser System : Seluruh instalasi pipa hydrant tidak
berisikan air bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air
secara otomatis jika katup selang kebakaran dibuka.
- Pada umumnya gedung bertingkat menggunakan sistim Wet Riser.
- Pada sistem dilengkapi Fire Brigade Connection yang diletakkan diluar bangunan.
PERALATAN UTAMA DAN FUNGSI
1. Pompa kebakaran terdiri dari Electric Pump, Diesel Pump & Jockey Pump.
- Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa.
- Jika tekanan terus menurun (misal akibat penggunaan salah satu
hydrant) maka pompa kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa
jockey berhenti.
- Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik kemudian pompa cadangan Diesel secara otomatis akan bekerja.
- Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi
dengan nada yang berbeda dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi
tahukan kepada operator akan adanya gangguan.
- Sistim bekerja pompa Fire Hydrant adalah “Start otomatis” dan “Mati secara Manual”
2. Pressure Switch : Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan.
3. Manometer : Alat untuk membaca tekanan
4. Time delay relay : Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang sudah ditentukan.
5. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih
6. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan
7. Fire House Cabinet ( FHC ) : Adalah box hydrant yang berfungsi
untuk memancarkan air melalui hose dan nozzle, dipasang pada setiap
lantai sebanyak 1 FHC untuk setiap kelipatan 800 m2.
DIAGRAM SYSTEM.
URAIAN SYSTEM
Sistem penyediaan dan distribusi air bersih.
- Sumber air bersih bisa didapat dari PDAM dimasukan kedalam bak
air bersih, sedangkan sumber air yang berasal dari Deep Well dimasukan
kedalam raw water tank.
- Air yang berada di raw water tank ditreatment di instalasi Water
Treatment Plant dan selanjutnya dialirkan kebak air bersih / clear water
tank.
- Air yang berada didalam bak air bersih selanjutnya dialirkan ke bak air atas dengan Pompa Transfer.
- Distribusi air bersih pada dua lantai teratas menggunakan packaged
booster pump, sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara
gravitasi.
- Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan 1 (satu) hari pemakaian air.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1.
Pompa Transfer, berfungsi untuk menaikan air bersih dari Ground Water Tank (GWT) ke Roof tank melewati pipa transfer.
Beberapa jenis pompa transfer yang sering dipakai, antara lain :
a. End suction
b. Horizontal split case
c. Multi stage
d. Centrifugal
2.
Pressure Tank, berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan start-stop yang terlalu sering.
Beberapa jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain :
a. Pressure tank dengan diafragma
b. Pressure tank tanpa diafragma
3.
Peralatan pengaturan dan ukur, meliputi :
a. Check valve, berfungsi untuk menahan aliran balik air didalam instalasi pipa.
b. Gate Valve, berfungsi untuk mengatur buka / tutup aliran air didalam pipa.
c. Ball valve, Berfungsi untuk mengatur jumlah aliran air didalam pipa.
d. Butterfly Valve, berfungsi untuk mengatur buka / tutup aliran air didalam pipa.
e. Floating valve, berfungsi untuk membuka & menutup aliran air ke tanki.
f. Foot Valve, berfungsi untuk menahan air balik.
g. Strainer, berfungsi untuk menyaring.
h. Flexible joint, berfungsi untuk menahan getaran/gerakan.
i. Pressure gauge, berfugsi untuk pembacaan tekanan.
j. Pressure switch, berfungsi sebagai alat kontak hubung/putus akibat tekanan.
k. Flow switch, berfungsi sebagai alat kontak hubung/putus akibat aliran.
l. Water meter, Berfungsi untuk mengukur debit air.
DIAGRAM SISTEM
URAIAN SYSTEM
Sistem Pembuangan Air Buangan, merupakan sistem instalasi untuk
mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter maupun hasil
buangan dapur.
Sistem Pembuangan Air Buangan
dibedakan berdasarkan cara
pembuangannya :
1.
Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas dialirkan kedalam satu saluran / pipa.
2.
Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan
dimana air kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah
atau menggunakan pipa yang berlainan.
Sistem Pembuangan Air Buangan
dibedakan berdasarkan cara
peletakannya:
1. Sistem pembuangan gedung, yaitu sistem pembuangan yang berada didalam gedung.
2. Sistem pembuangan luar, yaitu sistem yang berada diluar gedung, disebut juga riol gedung.
Sebelum air buangan dari peralatan saniter maupun dari buangan dapur
dibuang ke saluran umum / kota maka harus dilakukan pengolahan terlebih
dahulu dengan Sewage Treatment Plant ( STP ), sehingga memenuhi ambang
baku yang dipersyaratkan.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1.
Pompa Submersible, berfungsi untuk menaikan level air kotor pada daerah level terendah ke instalasi pengolah yang levelnya lebih tinggi.
2. Sewage Treatment Plant ( STP )
STP berfungsi sebagai pengolah air buangan sehingga memenuhi persyaratan
sebagai air buangan rumah tangga ( domestic waste ), yaitu dengan
ketentuan :
a. Kandungan zat tersuspensi rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg / liter.
b. Kebutuhan biologi untuk oksigen ( BOD ) rata-rata dalam waktu 24
jam adalah 20 mg / liter dengan kapasitas maksimum yang diperbolehkan
s/d 30 mg / liter.
Beberapa jenis STP yang umum dipakai :
a.
Extended Aeration Activated Sludge Process, terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
- Equalizing tank
- Aeration biozone
- Primary settling tank
- Chlorination tank
- Effluent tank
b.
Rotating Biological Contactor (RBC). Terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
- Primary clarifier tank
- Rotor disk
- Final clarifier
- Chlorination system
- Sludge disposal
- Effluent tank
c.
Bio activator,
Merupakan kombinasi antara Extended Aeration Activated Sludge Process dengan Rotating Biological Contactor.
DIAGRAM SYSTEM
1. Instalasi Air Buangan
2. Instalasi STP.
STP jenis Extended Aeration Activated Sludge Process
STP jenis Rotating Biological Contactor (RBC)
Archive for the ‘Sistem Gedung’ Category
URAIAN SYSTEM
Sistem venting merupakan sistem instalasi untuk mengeluarkan udara yang terjebak didalam instalasi pipa air buangan.
Tujuan pemasangan pipa vent adalah :
1. Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan, sehingga dapat dipertahankan mempunyai kedalaman 50 – 100 mm.
2. Menjaga aliran air yang lancar didalam pipa pembuangan.
3. Memungkinkan adanya sirkulasi uadara didalam semua jaringan pipa pembuangan
Hal-hal yang dapat menyebabkan hilangnya sekat air :
1. Efek siphon sendiri, timbul apabila seluruh perangkap dan pipa
pembuangan terisi air buangan pada akhir proses pembuangan mengakibatkan
sekat air akan ikut mengalir.
2. Efek hisapan, akibat tekanan vakum pada alat plambing disebabkan
adanya aliran pada pipa tegak yang terpasang dekat dengan sekat air.
3. Efek tiupan, merupakan kebalikan dari hisapan.
4. Efek kapiler, terjadi bila ada rambut atau serat yang tersangkut dekat dengan sekat air.
5. Penguapan air, terjadi bila alat plumbing tidak dipergunakan dalam jangka waktu yang lama
Jenis-jenis sistem pipa vent :
1. Sistem vent tunggal, sistem ini dipasang pada setiap alat
plambing dan disambungkan pada vent lainnya atau langsung ke udara
terbuka.
2. Sistem vent lup, melayani dua atau lebih alat plumbing (maksimum 8 ) dan disambungkan ke vent pipa tegak.
3. Sistem vent pipa tegak, merupakan perpanjangan dari pipa tegak buangan, diatas cabang mendatar yang paling tinggi.
4. Sistem vent bersama, dimana pipa vent dipasang untuk melayani dua alat plumbing yang dipasang bertolak belakang.
5. Sistem vent basah, dimana pipa vent berfungsi sebagai buangan dari alat plambing selain kloset.
6. Sistem vent yoke, yaitu pipa vent yang menghubungkan pipa tegak air buangan dengan pipa tegak vent.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
Peralatan dari pada sistem venting adalah pipa PVC.
Pembaca,
dampak perencanaan sistem ventilasi udara yang kurang baik ternyata
dapat menimbulkan sakit SBS (Sick Building Syndrome), apa itu SBS?
Kenali
‘Sick Building Syndrome”
Apakah yang dimaksud dengan Sick Building Syndrome (SBS)? SBS merupakan
keluhan dan kumpulan permasalahan kesehatan yang timbul berkaitan dengan
waktu yang dihabiskan dalam suatu bangunan dan berhubungan dengan
kualitas udara dalam lingkungan.
Gejala yang ditimbulkan tidak spesifik, seperti sakit kepala, iritasi
mata, badan cepat letih, perut terasa kembung, hidung berair,
tenggorokan gatal, kesulitan dalam berkonsentrasi, kulit terasa kering
serta batuk kering yang tidak kunjung sembuh.
Penyebab dari SBS antara lain ; kualitas udara dalam ruangan tercemar
oleh radikal bebas (bahan kimiawi) yang berasal dari dalam maupun luar
ruangan. Contohnya tercemar oleh mikroba atau disebabkan karena
ventilasi udara kurang baik. Penyebab lainnya adalah polutan yang bisa
mencemari ruangan, misalnya asap rokok, ozon yang berasal dari mesin
fotocopi dan printer, volatile organics compounds yang berasal dari
karpet, perabotan cat, bahan pembersih, debu, carbon monoxide,
formalde-hyde, dll.
“Akumulasi radikal bebas tersebut tanpa kita sadari dapat menimbulkan
penyakit. Radikal bebas ini dapat menyebabkan penyakit jangka panjang
dan jangka pendek. Jangka panjang berupa penyakit kronis seperti kanker
& jantung koroner, sedangkan jangka pendek menyebabkan kerusakan
sel-sel daya tahan tubuh sehingga kita mudah terserang penyakit” kata dr
Handy Purnama, Medical Marketing Manager Bayer Healtcare Consumer Care.
Dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan oleh SBS adalah, berbagai
gangguan salurang pernafasan, seperti ; pneumonia, paru-paru, jantung
dan penyakit kronis lain terkait dengan pencemaran udara. Beberapa
penyakit kronis lain adalah gagal ginjal, gangguan system reproduksi,
system syaraf, kanker, penurunan usia harapan hidup, dan penyakit paru
serta jantung.
“Resiko menderita gangguan SBS terkait erat dengan erat dengan factor
lingkungan yang menjadi media pencemar fisik, kimia, biologis, dan
radiasi dimana kita kontak relatif lama terjadi. Terutama di tempat
kerja, factor resiko lingkungan tersebut akan kontak dengan karyawan
paling tidak 8 jam sehari, sehingga peluang resiko untuk terpajan dan
mengalami SBS akan semakin besar”, kata Dr. Budi Haryanto, PhD, Msc dari
IAKMI/FKM-UI.
Paparan radikal bebas memang sulit untuk dihindari. Oleh karena itu,
dibutuhkan asupan antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas berlebih
didalam tubuh. Salah satu asupan antioksidan yang bisa anda pilih
adalah suplemen nutrisi antioksidan yang diperkaya vitamin C, E, Zinc
& Selenium.
URAIAN SYSTEM
Escalator dan Travelator adalah sistem transportasi vertikal didalam
bangunan gedung untuk memindahkan orang / barang dari satu lantai ke
satu lantai yang berikutnya. Escalator diprioritaskan untuk transportasi
orang dengan barang bawaan yang dijinjing sedangkan Travelator untuk
transportasi orang dengan barang yang didalam trolley. Pemilihan
Escalator dan Travelator ditentukan oleh besarnya kapasitas yang
diinginkan karena kecepatannya sudah tertentu, sedangkan faktor lainnya
yang juga harus dipertimbangkan adalah hal sebgai berikut :
- Sudut kemiringan, lebih didasarkan pada keterbatasan perencanaan dan kenyamanan.
- Tinggi antar lantai, lebih didasarkan pada keputusan perencanaan.
- Sistem operasi, memungkinkan elevator bisa digerakan dengan arah keatas atau kebawah.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1. Rangka Konstruksi
- Terbentuk dari batang-batang baja yang dicat tahan karat
2. Exterior Panel
- Bagian bawah dan samping rangka tersebut ditutup dengan lembaran metal atau non metal mengikuti design interior
3. Mesin Penggerak
- Diletakkan di bagian atas berupa motor listrik 3Ø, transmission reducer dan rantai penggerak yang memutar tangga.
4. Anak tangga
- Terbuat dari die cast aluminium alloy yang dibentuk dengan alur-alur khusus.
5. Moving Handrails
- Terbuat dari campuran karet khusus
6. Balustrade
- Terbuat dari transparant tempered glass
7. Pengaman / Safety
- Current overload, hand rail & Step chain safety Switch
- Emergency stop botton
- Over / under speed control switch
Pengaman terhadap perbedaan kecepatan antara step & handrail yang melebihi 10% dari kecepatan nominal.
Pengaman-pengaman lain sesuai standard pabrik
DIAGRAM SISTEM
URAIAN SYSTEM
Sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung adalah suatu sistem
peralatan yang digunakan untuk memindahkan orang / barang dari lantai
bawah ke atas atau sebaliknya.
Jenis elevator dibedakan berdasarkan pemakaiannya, yaitu :
1. Lift Penumpang
2. Lift Service / Barang
3. Dump Waiter
Pada prinsipnya ke-3 jenis lift tersebut adalah sama, hal yang
membedakan adalah cara penggunaanya. Untuk lift service / barang selain
dengan penggerak motor listrik ada juga yang digerakan dengan sistem
hidrolik.
Pada sistem lift yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
- Kapasitas angkut, dinyatakan dalam Kg atau total jumlah orang.
- Kecepatan gerak, dinyatakan dalam meter/menit.
- Jumlah lantai yang dilayani, mencakup jumlah stop/opening dari pintu lift
- Jarak gerak, car lift pada posisi terendah s/d teratas dinyatakan dalam meter.
- Over head, jarak aman yang ditentukan dari lantai teratas s/d lantai ruang mesin.
- Kedalaman pit, sangat ditentukan berdasarkan kecepatan lift.
- Ukuran bersih shaft.
- Jenis pintu (center opening atau side opening)
- Sistem Kerja,
- Simplex, lift bekerja secara individual & tidak terpengaruh oleh lift yang lain.
- Duplex, 2 lift yang bekerja dalam 1 kontrol
- Group control, beberapa lift yang bekerja dalam 1 kontrol.
- Kriteria dalam pemilihan lift.
- 5 mnt handling capacity = minimal 11 % atau lebih
- Average interval = maksimal 40 sec atau dibawahnya.
Kriteria tersebut sangat mempengaruhi dalam penetapan kapasitas, kecepatan dan jumlah lift yang akan dipakai dalam suatu gedung.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1. Mesin pengangkat (hoisting machines)
- Berupa motor listrik dengan transmisi menggunakan gear atau gearless.
2. Rem
- Rem menggunakan sistem arus listrik.
- Sistim kontrol rem saling mengunci (interlock) secara elektris
dengan sirkuit kontrol motor listrik, direncanakan dan diatur rem hanya
bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift sudah berhenti dan rem
tidak digunakan untuk memberhentikan lift
- Kereta lift berhenti darurat, untuk melepas rem dilakukan secara manual
3. Katrol ( sheaves )
- Terbuat dari cor.
4. Kawat penggantung ( ropes )
- Ropes untuk kabin lift & counter weight terbuat dari baja berpilin
5. Rel penuntun (guide rails).
- Untuk kabin lift & counter weight dipasang menggunakan bracket dan terikat kuat pada struktur bangunan.
6. Counter weight
- Terbuat dari balok besi tuang yang dipasang tersusun pada rangka baja.
- Mampu memberi keseimbangan sebesar berat kabin lift kosong ditambah 40% – 45% berat beban maksimum
7. Sepatu Penuntun
- Terpasang kuat pada bagian atas & bawah kabin lift & counterweight.
8. Buffer
- Terpasang dibawah kabin lift & counter weight.
9. Kereta Lift Penumpang.
a. Rangka Kereta Elevator
- Dibuat dari profil baja yang dicat anti karat
- Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type
guide shoes, dimana dua buah terletak pada bagian atas kereta dan yang
lain pada bagian bawah kereta tepat guide rail.
b. Lantai Kereta
- Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat.
- Bagian bawah dilapisi peredam suara.
- Ukuran dan kekuatan sesuai kapasitas angkut.
c. Dinding Kereta
- Terbuat dari plat baja dicat, stainless Steel Hairline Finish atau
bahan lain yang dipakai & dibuat sesuai disain Arsitektur.
- Bagian luar dilapisi peredam suara.
d. Langit-langit Kereta
- Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat.
- Ketinggian tidak kurang dari 2300 mm dimana terdapat pintu darurat
yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety switch
sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut dibuka.
- Terdapat penerangan normal & darurat dengan sumber daya dari batere yang akan menyala pada saat listrik utama padam.
- Terdapat Exhaust Grille dengan Exhaust Fan untuk ventilasi.
- Bagian atas dilapisi peredam suara.
e. Pintu Kereta
- Terbuat dari plat baja dicat, stainless Steel Hairline Finish atau
bahan lain yang dipakai & dibuat sesuai disain Arsitektur.
- Terdiri atas dua panel side opening.
- Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi dengan alat pengatur kecepatan.
f. Indikator Kereta
- Integrated dengan Car Operating Panel dilengkapi dengan penunjuk arah pergerakan kereta.
- Indikator posisi kereta dan bel.
g. Car Operating Panel
- Terbuat dari SS plate dengan hairline finish atau sesuai pesanan.
- Terdiri atas peralatan sebagai berikut :
- Pushbutton untuk setiap lantai
- Pushbutton untuk membuka pintu
- Pushbutton untuk emergency stop
- On-Off switch untuk lampu penerangan
- On-Off switch untuk exhaust fan
- Key-switch untuk indipendent operation
- Lampu dan atau buzzer tanda kelebihan penumpang
- Pushbutton untuk intercom
- Plat nama pabrik pembuat
10. Magnetic Landing Device
- Untuk memberhentikan kereta lift pada setiaplantai yang dituju dengan toleransi +/- 5 mm dari lantai yang bersangkutan.
11. Landing Door
- Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya.
- Dilengkapi dengan wide jamb atau narrow jamb.
- Terbuat dari plat baja dicat, stainless Steel Hairline Finish atau
bahan lain yang dipakai & dibuat sesuai disain Arsitektur.
- Dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara
elektris dan mekanis dan dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan
weight closer.
12. Door Sills danToe Guards
- Terletak dibawah pintu, terbuat dari Extruded Alumunium yang didudukkan pada beton yang telah disediakan.
DIAGRAM SYSTEM
Transformator Distribusi
Melengkapi sistem Elektrikal dalam gedung, saya akan menulis mengenai Transformator Distribusi.
URAIAN SYSTEM
Transformator yang biasa diistilahkan dengan transformer atau ‘trafo’
adalah suatu alat untuk Transformator yang biasa diistilahkan dengan
transformer atau ‘trafo’ adalah suatu alat untuk “memindahkan” daya
listrik arus bolak-balik ( alternating current ) dari suatu rangkaian ke
rangkaian lainnya berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik ( EMF
Induction ) yang terjadi antara 2 induktor ( kumparan ) atau lebih.
Bagian-bagian terpenting dan mendasar dari sebuah trafo adalah :
- Kumparan primer (primary winding) yg dihubungkan dengan sumber listrik,
- Kumparan sekunder (secondary winding) yg dihubungkan dengan beban,
- Inti / teras / kernel (core) yang berfungsi menyalurkan GGL induksi antar kedua kumparan
Perhatikan sketsa berikut :
1. Prinsip teknis kerja trafo :
Dalam praktek, dikenal 3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu :
Apabila kumpatan primer dihubungkan dengan sumber tegangan dengan arus
bolak balik (AC), maka arus I1 akan mengalir pada kumparan primer, dan
menimbulkan flux magnet yang berubah – ubah sesuai frekuensi arus I1
pada kernel trafo, dan menimbulkan GGL induksi eρ pada kumparan primer.
Besarnya GGL induksi eρ adalah :
eρ = – Nρ dø / dt volt ..….……….………………………………………. (1)
dengan :
eρ = GGL Induksi primer
Nρ = Jumlah lilitan primer
dø = Jumlah GGM, dalam weber
dt = Perubahan waktu, dalam detik
Perubahan flux magnetik yang menginduksi GGL ep adalah flux bersama
(mutual flux), sehingga GGL induksi muncul pada kumparen sekunder
sebagai es yang besarnya adalah :
es = – Ns (dø / dt) volt …………………………………………… (2)
dengan Ns = jumlah lilitan kumparan sekunder dari (1) dan (2),
perbandingan lilitan dapat didapat dari perbandingan lilitan sebagai
berikut :
a = ep / es = Np / Ns ……………..………………………………….. (3)
dengan ‘a’ = rasio perbandingan lilitan (turn ratio) transformator
Karena rasio perbandingan tegangan berbanding lurus dengan rasio
perbandingan lilitan, maka apabila a<1 maka trafo berfungsi sebagai
penurun tegangan (step down transformer), dan apabila nilai a>1 maka
fungsinya adalah untuk menaikkan tegangan (step up transformer).
Flux pada saat dinyatakan dengan f(t) = fm sin wt dengan øm = nilai flux
maksimum ( webwer), sehingga GGL pada kumparan primer adalah :
ep = – Np dø / dt
ep = – Np d øm sin ωt / dt
ep = – Np ω øm cos ωt
ep = – Np ω øm sin (ωt – Л/2)
GGL induksi primer maksimum adalah (ep)max = – Np ω øm, melalui persamaan :
ep = (Ep)max / √2
= Np ω øm / √2
= 2Л ø Np ω øm √2 / 2
= 3,14. 1.41 f Np øm
ep = 4,44 f Np øm ………………………………………..……………..……..….. (4)
dengan cara yang sama diperoleh :
es = 4,44 f Nsøm ………………………………..……….………….…………….. (5)
Apabila transformer dianggap ideal, tanpa rugi-rugi daya, maka daya
input Pi dianggap sama dengan daya output Po. Sehingga dari ( 3 )
didapat:
U1.I1 = U2.I2
a = Np/Ns = U1/U2 = I1/I2 .………………………………………………………. (6)
Persamaan (5) dan (6) inilah yang biasa digunakan sebagai pendekatan dalam praktek pengawasan di lapangan.
2. Jenis / tipe dan klasifikasi trafo: (akan di jelaskan dimateri tersendiri)
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
Sesuai dengan penjelasan diatas,maka sebuah transformator distribusi
berfungsi untuk menurunkan tegangan transmisi menengah 20kV ke tegangan
distribusi 220/380V sehingga dengan demikian, peralatan utamanya adalah
unit trafo itu sendiri
( umumnya jenis 3 phase ).
1. Kumparan tersier :
Selain kedua kumparan ( primer dan sekunder ) ada beberapa trafo yang
dilengkapi dengan kumparan ketiga atau kumparan tersier ( tertiary
winding ). Kumparan tersier diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier
atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan
tersier selalu dihubungkan delta.
Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan
bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt,
namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tersier.
2. Media pendingin :
Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan dan intinya
direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang
berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media
pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi ( tegangan tembus
tinggi ) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk
itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sbb. :
a. ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
b. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.
c. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik.
d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yg dapat membahayakan
e. Tidak merusak bahan isolasi padat ( sifat kimia ‘y’ )
3. Bushing :
Merupakan penghubung antara kumparan trafo ke jaringan luar. Bushing
adalah sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus
berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki
trafo.
4. Tangki dan konservator (khusus pada trafo tipe basah) :
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo yang
ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya
dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin ( cooling fin ) yang berfungsi
memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak
pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung
pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
5. Tap changer ( perubah tap ) :
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan /
primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dioperasikan baik dalam
keadaan berbeban ( on-load ) atau dalam keadaan tak berbeban ( off load
), tergantung jenisnya.
6. Breather ( alat pernapasan ) :
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka
suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu
minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan
minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun dan
volumenya menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Proses
tersebut “pernapasan trafo”. Hal tersebut menyebabkan permukaan minyak
trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yg menurunkan nilai
tegangan tembus minyak trafo. Untuk mencegah hal tersebut maka pada
ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung khusus yg berisi
kristal yg bersifat hygroskopis.
7. Perlatan pengaman (safety devices):
Setiap unit trafo distribusi selalu dilengkapi dengan peralatan
pengaman, yg mengamankan trafo khususnya fisis, elektris maupun kimiawi.
Beberapa peralatan pengaman yg umum dikenal, antara lain :
a. Bucholz rele :
Rele ini berfungsi mendeteksi dan mengamankan trafo terhadap gangguan di
dalam tangki yang menimbulkan gas. Gas dapat timbul diakibatkan oleh :
i. Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa
ii. Hubung singkat antar phasa atau phasa ke tanah
iii.Busur api listrik antar laminasi atau karena kontak yang kurang baik.
b. Over pressure rele :
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan
terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh
kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan CB pada sisi
upstream-nya.
c. Differential rele :
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain
flash over antara kumparan dengan kumparan, kumparan dengan tangki atau
belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun antar kumparan.
d. Thermal rele :
Berfungsi untuk mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan,
akibat adanya panas berlebih yang ditimbulkan oleh arus lebih ( over
current ). Parameter yang diukur oleh rele ini adalah kenaikan
temperatur.
Saat ini keempat jenis rele tersebut diintegrasikan pada satu jenis rele yang dikenal dengan DGPT2. Notasi DGPT2 berarti :
- D = Differential rele
- G = Gas rele
- P = Pressure rele
- T2 = Temperature ( thermal ) rele dengan 2 thermostat, masing
masing digunakan untuk men-triger alarm dan yang lainnya untuk
mengoperasikan kumparan shunt pada CB di sisi upstream, untuk memutuskan
/ men-trip pasokan daya ke trafo.
e. OCR ( Over Current Rele) :
Berfungsi mengamankan trafo arus yang melebihi nilai yang diperkenankan
lewat pada trafo tersebut. Arus lebih dapat terjadi oleh karena beban
lebih atau gangguan hubung singkat.
f. Rele tangki–tanah :
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi hubung singkat antara
bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
g. Restricted Earth Fault rele :
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat 1 phasa ke tanah.
h. Indikator-indikator :
Untuk mengawasi kondisi trafo selama beroperasi, maka setiap unit trafo umumnya dilengkapi dengan indikator-indikator berikut :
i. Indikator suhu minyak
ii. Indikator permukaan minyak
iii. Indikator sistem pendingin
iv. Indikator kedudukan tap
Gambar.1. Power Trafo 5MVA lengkap dengan oil conservator dan gambar.2. Power Trafo 1250kVA hermetic shell
Gambar.3. DGPT2 rele dengan front dial, Gambar.4. DGPT2 rele dengan secure valve dan Gambar.5. Bucholzs rele
DIAGRAM SISTEM
Gambar 6 : Contoh penempatan unit trafo distribusi dalam sistem
URAIAN SYSTEM
MVDB atau Medium
Voltage Distribution Board ( kadang
kadang digunakan istilah MVDP/Medium Voltage Distribution Panel) atau
PTM(Panel Tegangan Menengah)adalah unit switching tegangan menengah yang
berfungsi mendistribusikan beban ke panel-panel yang lebih kecil
kapasitasnya, yang berada di sisi down-steam-nya. Pada pelaksanaannya di
lapangan banyak digunakan istilah yang berbeda-beda, kadang ada yang
menyebut Distribution Board, Switchgear, MCC Panel dsb.
MVMDB umumnya
terdiri dari 2 atau 3 kompartemen, yaitu
kompartemen incoming dan
kompartemen outgoing saja
atau dilengkapi dengan kompartemen bus block atau metering.
PERALATAN UTAMA DAN FUNGSI
1. MV Cubical
Konstruksi cubical MVMDB umumnya ditentukan berdasarkan :
a. cara pengoperasian panel, antisipasi perluasan panel
b. cara perawatan
c. kekuatan rangka dan dinding panel
d. kemungkinan kesalahan hubungan singkat
Tipe yang paling umum ditemukan dalam pelaksanaan adalah air insulated metal cladding type.
Badan cubical terbuat dari lembaran baja yang diamankan dengan
pentanahan khusus. Pada panel tipe ini, faktor kelembaban, kontaminasi,
masuknya gas explosif, uap korosif, debu dan binatang-binatang kecil
masih merupakan masalah.
Susunan bus bar yang memanjang di keseluruhan panel membentuk panel
dengan dimensi panjang dan jumlah panel yang tetap. Untuk mengatasinya
maka digunakan gas SF6 ( sulfur hexafluoride ) sebagai isolasi komponen
utama di dalam setiap panel baja kedap udara, sehingga semua komponennya
terlindung dari faktor-faktor di atas. Bus bar panel diletakkan dalam
selubung isolasi per-phasa, sambungan panel dengan panel atau blok panel
diberikan dengan menggunakan busbar sumbat CU berisolasi semi
konduktif. Fleksibilitas sambungan untuk perluasan panel bisa diletakkan
di kanan atau kiri panel asal. Tipe ini dikenal dengan istilah full
encloded atau gas insulated metal cladding MV switchgear.
Perhatikan sketsa berikut :
Keterangan :
1. Laci tegangan rendah
2. Mekanisme pengoperasi CB
3. Bushing tipe pipa hembus
4. Kinematik diujung kutub
5. Mekanisme dibantu per
6. Mekanisme toggle
7. Saklar 3 posisi
8. Terminal kabel utama (insulator kerucut udara)
9. Rumah RMU di las kedap udara
10. Bus-bar 630A (konduktor diisolasi + adapter/penyesuaian silikon.
11. Ventilasi jalan asap
2. MV Circuit Breaker
MV Circuit Breaker (
pemutus daya ) umumnya merupakan
pemutus 3 pole ( kutub ) yang dipasang di unit panel CB atau panel hubung bus.
Pemutus 3 kutup ini diakomodasikan dalam rumah baja anti karat diseal
kedap udara, dengan mekanisme operasi yang disusun di luar rumah RMU di
belakang pelat depan panel. Operasi mekanis menggerakkan kutub-kutub
pemutus dengan batang penggerak yang terbuat tanpa seal dalam ruang gas
SF6; barang tersebut berupa pipa hembus metal yang dilas.
Mekanisme kerja CB ini berdasarkan energi yang disimpan per. Sewaktu
penutupan CB per penutup dibuka dengan alat lokal, tombol atau remote,
sehingga energi per lepas ke kontak dan ke per pembuka. Per penutup yang
kendor diisi energi lagi dengan motor atau tangan, sehingga punya
simpanan energi untuk urutan operasi OPEN-CLOSE-OPEN, misalnya untuk
operasi penutupan ulang otomatis yang gagal.
Seperti umumnya pemilihan material cicuit breaker, faktor yang diperhitungkan sebagai parameter antara lain :
a. Kapasitas daya
b. Tegangan dan frekuensi kerja
c. Arus pemutusan hubung singkat
d. Arus hubung singkat
e. Arus waktu pendek 3 detik
f. Tipe breaker dan pengaman breaker :
Berdasarkan faktor-faktor di atas, dapat digunakan MCB (Moulded CB),
LBS, vacuum CB atau gas insulated CB (menggunakan media SF6).
Gambar.7. Unit SF6 LBS (sumber ABB)
Gambar.8. Vacum LBS-Indoor mounted
3. Change Over Switch ( COS )
Sesuai dengan namanya,
alat ini berfungsi sebagai ‘pemindah’
sambungan (bukan pemutus arus) yang memindahkan sambungan busbar dari
titik bertegangan ke titik pentanahan (earthed point) yang harus
dioperasikan pada saat dilakukan perawatan terhadap PTM. Sama
seperti CB, COS juga dilengkapi dengan sistem proteksi terhadap lompatan
listrik pada saat pemindahan kontak, mengingat adanya muatan sisa pada
jaringan instalasi di sisi downstream-nya. Saklar ini berupa saklar
putar multi ruang yang mengkombinasikan saklar pemutus daya dan saklar
ke pentanahan, dimana proses dengan kontak bergerak di dalam ruang yang
berisi kontak-kontak tetap. Kemudian ada lempengan yang menempel kontak
gerak ( sudu-sudu) dan berputar dengan poros saklar membagi ruang ke
dalam 2 sub-ruang yang berubah dengan putaran.
Pada COS dengan tipe isolasi gas SF6, pergerakan saklar mengakibatkan
beda tekanan antara sub-ruang. Gas akan mengalir melalui celah atau
nosel ke atas percikan yg terjadi karena pemisahan kontak & gas SF6
tersebut mendinginkan & memadamkan dalam waktu singkat.
Saklar ini adalah saklar multi fungsi (mengikuti standard DIN VDE &
IEC), di mana dapat mengalihkan arus hubung singkat paling tidak 10x
tanpa rusak & dapat digunakan sbg. pemutus arus 100x ukuran arus
normal. Posisi saklar adalah “closed”, “open” dan “earthed”, tidak
diperlukan interlocking karena closed dan earthed tidak mungkin terjadi
bersamaan.
3. Aparatus Pendukung
Aparatus pendukung yang merupakan kelengkapan standard MVMDB yang
harus diperiksa pada saat pemilihan material maupun pada saat instalasi
dilapangan, antara lain :
a. HV HRC Fuse
Sisi MVDP yang berhubungan dengan transformer HV HRC fuse (sikring)
digunakan untuk melindungi transformer dari kesalahan hubung singkat.
Fuse dipasang dengan insulator phasa tunggal x3 di dalam tempat
ber-insulator yang diletakkan di atas rumah RMU.
Jika fuse HV HRC terbakar putus, saklar dibuka mekanisme toggle yang
dipasang ditutup ruang fuse. Suatu thermostar melindungi fuse dari
kejadian fuse terbuka ( tripping ) karena kesalahan beban lebih thermal,
misalnya fuse terpasang salah dimana terjadi tekanan berlebih membuka
saklar lewat membran silikon tertutup ruang fuse dengan suatu saklar
togle. Dengan demikian arus terputus sebelum fuse menderita kerusakan
yang tidak dapat diperbaiki. Perangkat tersebut bebas rawat & tidak
terpengaruh iklim luar, sedangkan untuk mengganti skring, transformer
& jalan masuk ke skring harus diisolasi & ditanahkan, lalu
sikring diganti secara manual.
b. Indikator dan metering.
Metering atau perlengkapan pengukuran daya, tegangan atau arus dan
indikator-indikator lainnya merupakan kelengkapan / aksesories yang
biasanya dipasang pada panel metering ( terpisah dari kompartemen
switchgear ). Meter2 yang dikenal saat ini harus sudah memenuhi
standarisasi berikut :
i. IEC, BS, DIN dan ANSI untuk standard manufacturing
ii. ISO 9001-200; ISO 14001, untuk standard sertifikasi quality assurance
iii. KEMA, PTB dll untuk standar sertifikasi test
Besaran-besaran elektris ( kuat arus dan tegangan ) diperoleh melalui
trafo-trafo ukur tegangan dan arus ( current & potential transformer
), seperti contoh-contoh berikut :
Gambar.9. 15kV Current Transformer, flex-core dan Gambar.10. 15 kV Potensial Transformer,flex-core
Gambar.11. MV digital Power Meter,flex-core dan Gambar.12. Digital Switchboard meter ,flex-core
DIAGRAM SYSTEM
Drawing :
Kombinasi antara MV Distribution switchboard dengan Trafo substation (SM6 Series MG-Schneider)
Drawing : I/O MV Switchboard (SM6 Series : MG- Schneider)
Drawing : I/O Switchboard dengan CB protection (SM6 Series : MG-Schneider)
Gambar.13. Kombinasi beberapa tipe jaringan pada sistem distribusi daya
Kombinasi beberapa tipe jaringan pada sistem distribusi daya :
1. Sistem Supergrids Tegangan Ekstra Tinggi (EHV)
2. Sistem Tegangan Menengah (MV)
3. Sistem Tegangan Distribusi/Rendah (LV)
URAIAN SYSTEM
Yang dimaksud dengan sistem distribusi elektrikal adalah suatu sistem
yang didesain dan dibangun untuk memasok daya listrik bagi sekelompok
beban,dan hal tersebut merupakan suatu sistem yang cukup kompleks,
dimulai dari instalasi sumber / source sampai instalasi
beban/load).Sesuai dengan batasan, sistem distribusi elektrikal yang
dibahas adalah instalasi listrik dalam gedung, dengan pasokan tegangan
menegah (TM) dari sumber PLN dengan sumber cadangan dari genset.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
Peralatan utama sistem distribusi elektrikal terdiri dari :
1. Instalasi penyulang TM (20 kV)
Merupakan jaringan (kabel/busduct) penyalur tegangan menengah dari gardu distribusi PLN ke peralatan TM di gardu pengguna.
2. MVMDB
Medium Voltage Main Distribution Board adalah panel switching tegangan
menengah yang berfungsi sebagai switcher dan pengendali daya TM di sisi
pengguna.
Komponen utama yang perlu diperhatikan pada MVMDB antara lain :
a. Main CB/LBSMV
b.Fuse
c. Peralatan proteksi/safety devices
3. Transformator Distribusi
Transformator merupakan alat pengubah tegangan (up/down) yang bekerja
berdasarkan prinsip GGL induksi dan mutual inductance.Dalam
bahan ini dibahas tentang step-down transformer,untuk menurunkan
tegangan jaringan 20kV ke tegangan distribusi 220/380 V.
4. LVMDB
Low Voltage Main Distribution Board sebagai switcher tegangan rendah ke masing-masing sub-panel di sisi beban.
5. Instalasi Penyulang TR
Instalasi ini berfungsi menyalurkan daya listrik tegangan rendah dari
LVMDB ke sub panel atau dari sub panel ke beban. Pemilihan jenis saluran
(kabel/busduct) tergantung dari posisi penempatan dan kapasitas
penyalurannya.
6. Sub Panel TR
Sub panel TR adalah panel-panel downstream yang langsung berfungsi
sebagai switcher, dan pengaman beban. Ada sub panel yang hanya berfungsi
sebagai switcher, tapi ada juga yang dilengkapi dengan aparat
pengaturan dan instrumentasi.
8. Beban / Load
Beban terhadap distribusi daya listrik dalam suatu bangunan gedung umumnya dikelompokkan kedalam 2 kategori besar, yaitu :
a. Kelompok beban elektrikal / elektronik, yang antara lain terdiri dari :
- Penerangan dan stop-kontak
- Sistem Pengindera Api atau Fire Alarm (FA)
- Sistem Tata Suara atau Sound System (SS)
- Sistem MATV dan CCTV
- Sistem Otomatisasi Bangunan (B.A.S.)
- Sistem Komunikasi Data
b. Kelompok beban Mekanikal ( dibahas terpisah )
DIAGRAM SYSTEM
1. Latar Belakang
Sejak dimulainya peradaban hingga sekarang, manusia menciptakan cahaya
hanya dari api, walaupun lebih banyak sumber panas daripada cahaya. Di
abad ke 21 ini kita masih menggunakan prinsip yang sama dalam
menghasilkan panas dan cahaya melalui lampu pijar. Hanya dalam beberapa
dekade terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih canggih dan
beraneka ragam. Perkiraan menunjukan bahwa pemakaian energi oleh
penerangan adalah 20 – 45% untuk pemakaian energi total oleh bangunan
komersial dan sekitar 3 – 10% untuk pemakaian energi total oleh plant
industri. Hampir kebanyakan pengguna energi komersial dan industri
peduli penghematan energi dalam sistim penerangan. Seringkali,
penghematan energi yang cukup berarti dapat didapatkan dengan investasi
yang minim dan masuk akal. Mengganti lampu uap merkuri atau sumber lampu
pijar dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggi akan
menghasilkan pengurangan biaya energi dan meningkatkan jarak
penglihatan. Memasang dan menggunakan kontrol foto, pengaturan waktu
penerangan, dan sistim manajemen energi juga dapat memperoleh
penghematan yang luar biasa. Walau begitu, dalam beberapa kasus mungkin
perlu mempertimbangkan modifikasi rancangan penerangan untuk mendapatkan
penghematan energi yang dikehendaki. Penting untuk dimengerti bahwa
lampu-lampu yang efisien, belum tentu merupakan sistim penerangan yang
efisien.
2. JENIS-JENIS SISTIM PENCAHAYAAN
Menjelaskan berbagai jenis dan komponen sistim pencahayaan.
2.1. Lampu Pijar (GLS)
Lampu pijar bertindak sebagai ‘badan abu-abu’ yang secara selektif
memancarkan radiasi, dan hampir seluruhnya terjadi pada daerah nampak.
Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisi gas, yang dapat
menghentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten, namun tidak akan
menghentikan penguapan. Warna gelap bola lampu dikarenakan tungsten yang
teruapkan mengembun pada permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan
adanya gas inert, akan menekan terjadinya penguapan, dan semakin besar
berat molekulnya akan makin mudah menekan terjadinya penguapan. Untuk
lampu biasa dengan harga yang murah, digunakan campuran argon nitrogen
dengan perbandingan 9/1. Kripton atau Xenon hanya digunakan dalam
penerapan khusus seperti lampu sepeda dimana bola lampunya berukuran
kecil, untuk mengimbangi kenaikan harga, dan jika penampilan merupakan
hal yang penting. Gas yang terdapat dalam bola pijar dapat menyalurkan
panas dari kawat pijar, sehingga daya hantar yang rendah menjadi
penting. Lampu yang berisi gas biasanya memadukan sekering dalam kawat
timah. Gangguan kecil dapat menyebabkan pemutusan arus listrik, yang
dapat menarik arus yang sangat tinggi. Jika patahnya kawat pijar
merupakan akhir dari umur lampu, tetapi untuk kerusakan sekering tidak
begitu halnya.
2.2. Lampu Tungsten–Halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar
tungsten seperti lampu pijar biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola
lampunya diisi dengan gas halogen. Atom tungsten menguap dari kawat
pijar panas dan bergerak naik ke dinding pendingin bola lampu. Atom
tungsten, oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu
membentuk molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu menjaga
molekul oksihalida tungsten dalam keadaan uap. Molekul bergerak kearah
kawat pijar panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah.
Atom tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar –
bukan ditempat yang sama dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya
terjadi dekat sambungan antara kawat pijar tungsten dan kawat timah
molibdenum dimana suhu turun secara tajam.
2.3. Lampu Neon
2.3.1. Ciri-ciri lampu Neon
Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar
dan dapat bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan
listrik melalui uap gas atau logam akan menyebabkan radiasi
elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi
kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri bertekanan
rendah, dan akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau, namun
kebanyakan akan berupa UV pada 253,7nm dan 185nm. Bagian dalam dinding
kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap
radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki
efisiensi sekitar 50%. Tabung neon merupakan lampu ‘katode panas’, sebab
katode dipanaskan sebagai bagian dari proses awal. Katodenya berupa
kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium karbonat. Jika
dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan elektron tambahan untuk
membantu pelepasan. Lapisan ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih
sebab umur lampu akan berkurang. Lampu menggunakan kaca soda kapur yang
merupakan pemancar UV yang buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil,
biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru menggunakan amalgam merkuri, yang
kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini memungkinkan tekanan merkuri optimum
berada pada kisaran suhu yang lebih luas. Lampu ini sangat berguna bagi
pencahayaan luar ruangan karena memiliki fitting yang kompak.
2.3.2. Bagaimana lampu neon T12, T10, T8, dan T5 bisa berbeda?
Keempat lampu tersebut memiliki diameter yang beragam (berbeda sekitar
1,5 inchi, yaitu 12/8 inchi untuk lampu T12 hingga 0,625 atau 5/8 inchi
untuk lampu T5). Efficacy merupakan lain yang membedakan satu lampu dari
yang lainnya. Efficacy lampu T5 dan T8 lebih tinggi 5 persen dari lampu
T12 yang 40-watt, dan telah menjadi pilihan paling populer untuk
pemasangan lampu baru.
2.3.3. Pengaruh suhu
Operasi lampu yang paling efisien dicapai bila suhu ambien berada antara
20 dan 30°C untuk lampu neon. Suhu yang lebih rendah menyebabkan
penurunan tekanan merkuri, yang berarti bahwa energi UV yang diproduksi
menjadi semakin sedikit; oleh karena itu, lebih sedikit energi UV yang
berlaku sebagai fospor sehingga sebagai hasilnya cahaya yang dihasilkan
menjadi sedikit. Suhu yang tinggi menyebabkan pergeseran dalam panjang
gelombang UV yang dihasilkan sehingga akan lebih dekat ke spektrum
tampak. Makin panjang panjang gelombang UV akan makin sedikit
pengaruhnya terhadap fospor, dan oleh karena itu keluaran cahaya pun
akan berkurang. Pengaruh keseluruhannya adalah bahwa keluaran cahayanya
jatuh diatas dan dibawah kisaran suhu ambien yang optimal.
2.3.4. Lampu neon yang kompak
Lampu neon kompak yang tersedia saat ini membuka seluruh pasar bagi
lampu neon. Lampu-lampu ini dirancang dengan bentuk yang lebih kecil
yang dapat bersaing dengan lampu pijar dan uap merkuri di pasaran lampu
dan memiliki bentuk bulat atau segi empat. Produk di pasaran tersedia
dengan gir pengontrol yang sudah terpasang (GFG) atau terpisah (CFN).
2.4. Lampu Sodium
2.4.1. Lampu sodium tekanan tinggi
Lampu sodium tekanan tinggi (HPS) banyak digunakan untuk penerapan di
luar ruangan dan industri. Efficacy nya yang tinggi membuatnya menjadi
pilihan yang lebih baik daripada metal halida, terutama bila perubahan
warna yang baik bukan menjadi prioritas. Lampu HPS berbeda dari lampu
merkuri dan metal halida karena tidak memiliki starter elektroda;
sirkuit ballast dan starter elektronik tegangan tinggi. Tabung pemancar
listrik terbuat dari bahan keramik, yang dapat menahan suhu hingga
2372F. Didalamnya diisi dengan xenon untuk membantu menyalakan pemancar
listrik, juga campuran gas sodium – merkuri.
2.4.2. Lampu sodium tekanan rendah
Walaupun lampu sodium tekanan rendah (LPS) serupa dengan sistim neon
(sebab keduanya menggunakan sistim tekanan rendah), mereka umumnya
dimasukkan kedalam keluarga HID. Lampu LPS adalah sumber cahaya yang
paling sukses, namun produksi semua jenis lampunya berkualitas sangat
jelek. Sebagai sumber cahaya monokromatis, semua warna nampak hitam,
putih, atau berbayang abu-abu. Lampu LPS tersedia dalam kisaran 18-180
watt. Penggunaan lampu LPS umumnya hanya untuk penggunaan luar ruang
seperti penerangan keamanan atau jalanan dan jalan dalam gedung,
penggunaan watt nya rendah dimana kualitas warnanya tidak penting
(seperti ruangan tangga). Walau demikian, karena perubahan warnanya
sangat buruk, beberapa daerah tidak mengijinkan penggunaan lampu
tersebut untuk penerangan jalan raya.
2.5. Lampu Uap Merkuri
Lampu uap merkuri merupakan model tertua lampu HID. Walaupun mereka
memiliki umur yang panjang dan biaya awal yang rendah, lampu ini
memiliki efficacy yang buruk (30 hingga 65 lumens per watt, tidak
termasuk kerugian balas) dan memancarkan warna hijau pucat. Isu paling
penting tentang lampu uap merkuri adalah bagaimana caranya supaya
digunakan jenis sumber HID atau neon lainnya yang memiliki efficacy dan
perubahan warna yang lebih baik. Lampu uap merkuri yang bening, yang
menghasilkan cahaya biru-hijau, terdiri dari tabung pemancar uap merkuri
dengan elektroda tungsten di kedua ujungnya. Lampu tersebut memiliki
efficacy terendah dari keluarga HID, penurunan lumen yang cepat, dan
indeks perubahan warna yang rendah. Disebabkan karakteristik tersebut,
lampu jenis HID yang lain telah menggantikan lampu uap merkuri dalam
banyak penggunaannya. Walau begitu, lampu uap merkuri masih merupakan
sumber yang populer untuk penerangan taman sebab umur lampunya yang
mencapai 24.000 jam dan bayangan taman yang hijaunya terlihat seperti
gambaran hidup. Pemancar disimpan di bagian dalam bola lampu yang
disebut tabung pemancar. Tabung pemancar diisi dengan gas merkuri dan
argon murni. Tabung pemancar tertutup di dalam bola lampu yang berada
diluarnya, yang diisi dengan nitrogen.
2.6. Lampu Kombinasi
Lampu kombinasi kadang disebut sebagai lampu two-in-one. Lampu ini
mengkombinasikan dua sumber cahaya yang tertutup dalam satu lampu yang
diisi gas. Salah satu sumbernya adalah tabung pelepas merkuri kuarsa
(seperti sebuah lampu merkuri) dan sumber lainnya adalah kawat pijar
tungsten yang disambungkan secara seri. Kawat pijar ini bertindak
sebagai balas untuk tabung pelepasan yang menstabilkan arus, jadi tidak
diperlukan balas yang lain. Kawat pijar tungsten digulung dengan susunan
melingkar pada tabung pelepasan dan dihubungkan dalam susunan seri.
Lapisan bubuk fluorescent diletakkan ke bagian dalam dinding lampu untuk
mengubah sinar UV yang dipancarkan dari tabung pelepas ke cahaya
nampak. Pada penyalaan, lampu hanya memancarkan cahaya dari kawat pijar
tungsten, dan selama perjalanan sekitar 3 menit, pemancar didalam tabung
pelepas melesat mencapai keluaran cahaya penuh. Lampu ini cocok untuk
area anti nyala dan dapat disesuaikan dengan perlengkapan lampu pijar
tanpa modifikasi.
2.7. Lampu Metal Halida
Halida bertindak sama halnya dengan siklus halogen tungsten. Manakala
suhu bertambah maka terjadi pemecahan senyawa halida melepaskan logam ke
pemancar. Halida mencegah dinding kuarsa diserang oleh logam-logam
alkali.
2.8. Lampu LED
Lampu LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber cahaya yang
efisien energinya. Ketika lampu LED memancarkan cahaya nampak pada
gelombang spektrum yang sangat sempit, mereka dapat memproduksi “cahaya
putih”. Hal ini sesuai dengan kesatuan susunan merah-biru hijau atau
lampu LED biru berlapis fospor. Lampu LED bertahan dari 40.000 hingga
100.000 jam tergantung pada warna. Lampu LED digunakan untuk banyak
penerapan pencahayaan seperti tanda keluar, sinyal lalu lintas, cahaya
dibawah lemari, dan berbagai penerapan dekoratif. Walaupun masih dalam
masa perkembangan, teknologi lampu LED sangat cepat mengalami kemajuan
dan menjanjikan untuk masa depan. Pada cahaya sinyal lalu lintas, pasar
yang kuat untuk LED, sinyal lalu lintas warna merah menggunakan lampu
10W yang setara dengan 196 LEDs, menggantikan lampu pijar yang
menggunakan 150W. Berbagai perkiraan potensi penghematan energi berkisar
dari 82% hingga 93%. Produk pengganti LED, diproduksi dalam berbagai
bentuk termasuk batang ringan, panel dan sekrup dalam lampu LED,
biasanya memiliki kekuatan 2-5W masing-masing, memberikan penghematan
yang cukup berarti dibanding lampu pijar dengan bonus keuntungan masa
pakai yang lebih lama, yang pada gilirannya mengurangi perawatan.
2.9. Komponen Pencahayaan
2.9.1. Luminer/ Reflektor
Elemen yang paling penting dalam perlengkapan cahaya, selain dari lampu,
adalah reflector. Reflektor berdampak pada banyaknya cahaya lampu
mencapai area yang diterangi dan juga pola distribusi cahayanya.
Reflektor biasanya menyebar (dilapisi cat atau bubuk putih sebagai
penutup) atau specular (dilapis atau seperti kaca). Tingkat pemantulan
bahan reflektor dan bentuk reflektor berpengaruh langsung terhadap
efektifitas dan efisiensi fitting. Reflektor konvensional yang menyebar
memiliki tingkat pemantulan 70-80% apabila baru. Bahan yang lebih baru
dengan daya pemantulan yang lebih tinggi atau semi-difusi memiliki daya
pemantulan sebesar 85%. Pendifusi/Diffuser konvensional menyerap cahaya
lebih banyak dan menyebarkannya daripada memantulkannya ke area yang
dikehendaki. Lama kelamaan nilai daya pantul dapat berkurang disebabkan
penumpukan debu dan kotoran dan perubahan warna menjadi kuning
disebabkan oleh sinar UV. Reflektor specular lebih efektif dimana
pemantul ini memaksimalkan optik dan daya pantul specular sehingga
membiarkan pengontrolan cahaya yang lebih seksama dan jalan pintas yang
lebih tajam. Dalam kondisi baru, lampu ini memiliki nilai pantul sekitar
85-96%. Nilai tersebut tidak berkurang seperti pada reflektor
konvensional yang berkurang karena usia. Bahan yang umum digunakan
adalah alumunium yang diberi perlakuan anoda (nilai pantul 85-90%) dan
lapisan perak yang dilaminasikan ke bahan logam (nilai pantul 91-95%).
Menambah (atau melapisi) alumunium dilakukan untuk mencapai nilai pantul
lebih kurang 88-96%. Lampu harus tetap bersih agar efektif, reflektor
optik kaca tidak boleh digunakan dalam peralatan yang terbuka di
industri dimana peralatan tersebut mungkin akan terkena debu.
Gir
Gir yang digunakan dalam peralatan pencahayaan adalah sebagai berikut:
- Balas: Suatu alat yang membatasi arus, untuk melawan
karakteristik tahanan negatif dari berbagai lampu pelepas. Untuk lampu
neon, alat ini membantu meningkatkan tegangan awal yang diperlukan untuk
memulai penyalaan.
- Ignitors: Digunakan untuk penyalaan awal lampu Metal Halida dan uap Sodium intensitas tinggi.
3. PENGKAJIAN SISTIM PENCAHAYAAN
Meliputi perancangan sistim penerangan untuk interior dan juga
metodologi studi efisiensi energi sistim pencahayaan, dan juga memberi
rekomendasi nilai penerangan yang diperlukan oleh berbagai jenis
pekerjaan sesuai dengan standar India.
3.1. Merancang Sistim Pencahayaan
3.1.1. Berapa banyak cahaya yang diperlukan?
3.1.2. Rancangan pencahayaan untuk inerior
3.2. Tingkat Pencahayaan Yang Direkomendasikan Untuk Berbagai Tugas/ Kegiatan/Lokasi
3.3. Metodologi Studi Efisiensi Energi Sistim Pencahayaan
4. PELUANG EFISIENSI ENERGI
Memberikan berbagai alat dan cara dimana energi dapat dihemat dengan penerapan praktek pencahayaan yang baik.
4.1. Penggunaan Pencahayaan Alami Siang Hari
Manfaat dari pemakaian cahaya alami pada siang hari sudah dikenal dari
pada cahaya listrik, namun cenderung terjadi peningkatan pengabaian
terutama pada ruang kantor modern yang berpenyejuk dan perusahaan
komersial seperti hotel, plaza pebelanjaan dll. Di industri pada umumnya
menggunakan cahaya siang untuk beberapa model, namun perancangan sistim
pencahayaan siang hari yang tidak benar dapat mengakibatkan koplain
dari personil atau penggunaan cahaya listrik tambahan pada siang hari.
Pertimbangkan ruangan yang memerlukan tingkat pencahayaan 500 lux. Untuk
menghitung pengurangan pantulan dan penyebaran pada titik atap kaca,
asumsikan bahwa 40% cahaya matahari melalui atap kaca ke ruangan. Jadi,
pada hari yang terang benderang, sekitar 2% dibutuhkan atap yang tembus
pandang. Untuk menanggulangi sudut matahari yang rendah, kondisi
berkabut, atap kaca kotor, dll., lipatkan dari nilai tersebut sekitar
4%. Untuk menghitung kondisi berawan rata-rata, naikan nilai ini ke 10%
atau 15%. Beberapa metoda untuk menggabungkan pencahayaan siang hari
adalah:
- Pencahayaan utara dengan menggunakan tiang penopang bubungan
jenis gigi gergaji sangat umum digunakan di industri; rancangan ini
cocok untuk garis lintang utara 23 yakni India Utara. Di India Selatan,
pencahayaan ke arah utara mungkin tidak cocok kecuali jika kaca penyebar
cahaya digunakan untuk memotong arah cahaya.
- Rancangan yang inovatif memungkinkan akan menghilangkan sorotan
cahaya siang hari dan mencampurkan dengan interior. Potongan kaca,
berjalan secara sinambung melintasi atap yang luas pada rentang yang
beraturan, dapat memberikan cahaya yang baik dan seragam pada lantai
bengkel pabrik dan tempat penyimpanan.
- Sebuah rancangan yang bagus yang memadukan kaca atap dengan bahan
FRP bersamaan dengan langit-langit transparan dan tembus cahaya dapat
memberikan pencahayaan bagus bebas silau; langit-langit juga akan
memotong panas yang datang dari cahaya alami.
- Pemakaian atrium dengan kubah FRP pada arsitektur dasar dapat
menghilangkan penggunaan cahaya listrik pada lintasan gedung-gedung
tinggi.
- Cahaya alam dari jendela harus juga digunakan. Walau begitu, hal ini
harus dirancang dengan baik untuk menghindari silau. Rak cahaya dapat
digunakan untuk memberikan cahaya alami tanpa silau.
4.2. De–lamping untuk mengurangi pencahayaan yang berlebihan
De-lamping merupakan metode yang effektif untuk mengurangi pemakaian
energi cahaya. Di beberapa industri, penurunan tinggi bantalan lampu
memberikan luminers yang efisien dan delamping telah meyakinkan bahwa
penerangan sangat sulit dipengaruhi. De-lamping pada ruang kosong dimana
tidak ditampilkan pekerjaan aktif juga merupakan konsep yang sangat
berguna.
4.3. Pencahayaan Tugas Khusus
Pencahayaan tugas khusus menunjukkan dibutuhkannya pencahayaan yang baik
hanya pada areal yang kecil dimana aktifitas tersebut dilaksanakan,
sementara penerangan umum pada lantai bengkel atau kantor dijaga pada
tingkat yang lebih rendah; misal lampu yang tergantung pada mesin atau
lampu meja. Penghematan energi terjadi disebabkan pencahayaan tugas
khusus dapat dicapai dengan lampu yang memiliki watt rendah. Konsep
pencahayaan untuk tugas ini jika diterapkan dengan bijaksana, dapat
mengurangi jumlah peralatan pencahayaan umum, mengurangi watt lampu,
menghemat energi dan memberikan penerangan yang lebih baik serta
memberikan suasana sekitar yang berestetika menyenangkan.
4.4. Pemilihan Lampu dan Pencahayaan yang Berefisiensi Tinggi
4.5. Pengurangan Tegangan Pengumpan Pencahayaan
4.6. Balas Elektronik
4.7. Kehilangan Kecil Chokes Elektromagnetik untuk Cahaya Tabung
4.8. Pencatat Waktu, Saklar Malam & Sensor Penempatan
4.9. T5 Lampu Neon
4.10. Perawatan Lampu
5. DAFTAR OPSI EFISIENSI
Opsi efisiensi energi yang sangat penting :
- Kurangi tingkat pencahayaan yang berlebih ke tingkat standar
dengan menggunakan saklar, pengurangan lampu, dll. (Ketahui terlebih
dahulu pengaruh listrik sebelum melakukan pengurangan lampu)
- Rajin mengontrol cahaya dengan jam waktu, pelambat waktu, photocells, dan/atau sensor penempatan.
- Pasang alternatif-alternatif yang efisien terhadap lampu pijar, lampu uap merkuri, dll.
- Efisiensi (lumens/watt) berbagai kisaran teknologi mulai dari yang
terbaik hingga yang terburuk kira-kira sebagai berikut: sodium tekanan
rendah, sodium tekanan tinggi, logam halida, neon, uap merkuri, pijar.
- Pilih balas dan lampu secara hati-hati dengan faktor daya tinggi dan
efisiensi jangka panjang dari sistim neon yang sudah usang ke neon
kompak dan balas elektronik.
- Pertimbangkan untuk merendahkan peralatan agar mampu menggunakannya lebih sedikit.
- Pertimbangkan cahaya siang hari, kaca atap, dll.
- Pertimbangkan pengecatan dinding dengan warna yang lebih terang dan
menggunakan sedikit peralatan pencahayaan atau menurunkan watt.
- Gunakan lampu tugas dan kurangi pencahayaan latar belakang.
- Evaluasi kembali kontrol, jenis, strategi pencahayaan luar ruangan. Kontrol dengan giat.
- Ubah tanda keluar dari lampu pijar ke LED.